Jumat, 20 Mei 2011

Gary Krug (2009). Communication, Technology and Culture Change. Sage Publications Chapter 6 – 7

TUGAS PERTEMUAN 10

Gary Krug (2009). Communication, Technology and Culture Change. Sage Publications Chapter 6 – 7

Ledakan Teknologi Informasi dan Komunikasi telah membuka babak baru bagi masyarakat untuk memperoleh informasi secara otonom. Sekat-sekat informasi dengan sendirinya menghilang oleh inisiatif kuat individu yang ingin mengetahui lebih jauh apa yang terjadi sekitarnya. Setiap orang memiliki akses terhadap sumber informasi dimanapun di dunia ini. Konsekuensinya, masyarakat menjadi kritis dan tanggap terhadap hal yang berkembang.

Era serba modern seperti saat ini, peran teknologi informasi dalam kehidupan sehari-hari tentunya sangat berpengaruh. Hal ini tidak terlepas dari aktivitas kita yang kerap kali ditunjang dengan teknologi informasi itu sendiri yang mampu menjawab tuntutan pekerjaan yang lebih cepat, mudah, murah dan menghemat waktu. Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi ini adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani dan juga menjadi sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar pikiran.

Perkembangan Teknologi Informasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Dan sekarang ini sedang semarak seperti e-commerce, e-government, e-education, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-biodiversitiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika.

Kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi begitu pesat, sehingga memungkinkan diterapkannya cara-cara baru yang lebih efisien untuk produksi, distribusi dan konsumsi barang dan jasa. Proses inilah yang membawa manusia ke dalam Masyarakat atau Ekonomi Informasi. Masyarakat baru ini juga sering disebut sebagai masyarakat pasca industry.

Jika di dalam dunia pemerintahan, E-government mengacu pada penggunaan teknologi informasi oleh pemerintahan, seperti menggunakan intranet dan internet, yang mempunyai kemampuan menghubungkan keperluan penduduk, bisnis, dan kegiatan lainnya. Penggunaan teknologi informasi ini kemudian menghasilkan hubungan bentuk baru seperti: G2C (Governmet to Citizen), G2B (Government to Business), dan G2G (Government to Government).

E-government tentunya memiliki manfaat yaitu meningkatkan hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat umum. Adanya keterbukaan (transparansi) maka diharapkan hubungan antara berbagai pihak menjadi lebih baik. Keterbukaan ini menghilangkan saling curiga dari semua pihak. Kemudian, Pelaksanaan pemerintahan pun lebih efisien. Sebagai contoh, koordinasi pemerintahan dapat dilakukan melalui e-mail atau bahkan video conference. Bagi Indonesia yang luas areanya sangat besar, hal ini sangat membantu. Tanya jawab, koordinasi, diskusi antara pimpinan daerah dapat dilakukan tanpa kesemuanya harus berada pada lokasi fisik yang sama. Tidak lagi semua harus terbang ke Jakarta untuk pertemuan yang hanya berlangsung satu atau dua jam saja.

Sedangkan dalam bidang keuangan dan perbankan, untuk menunjang keberhasilan operasional sebuah lembaga keuangan/perbankan seperti bank, sudah pasti diperlukan sistem informasi yang handal yang dapat diakses dengan mudah oleh nasabahnya, yang pada akhirnya akan bergantung pada teknologi informasi online, sebagai contoh, seorang nasabah dapat menarik uang dimanapun dia berada selama masih ada layanan ATM dari bank tersebut, atau seorang nasabah dapat mengecek saldo dan mentransfer uang tersebut ke rekening yang lain hanya dalam hitungan menit saja, semua transaksi dapat dilakukan.

Teknologi informasi dan komunikasi juga memiliki andil yang besar dalam hal sarana pembelajaran. Karena seperti yang kita ketahui bahwa teknologi informasi dan komunikasi kini telah merasuk ke dalam kurikulum dunia pendidikan. Suatu hal yang tentunya menjadi gebrakan di dunia pendidikan dalam ajang peningkatan potensi pelajar. Selain itu gelombang kemajuan dan perkembangan teknologi dalam bidang pendidikan telah membawa perubahan pada kehidupan dan gaya hidup pelajar yang lebih dinamis. Dengan adanya hal tersebut, maka pelajar senantiasa menghidupkan dan menyalurkan semangat untuk mengeksplorasi ilmu yang belum diketahui.

Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dalam bidang pendidikan, maka pada saat ini sudah dimungkinkan untuk diadakan belajar jarak jauh dengan menggunakan media internet untuk menghubungkan antara mahasiswa dengan dosennya, melihat nilai mahasiswa secara online, mengecek keuangan, melihat jadwal kuliah, mengirimkan berkas tugas yang diberikan dosen dan sebagainya, semuanya itu sudah dapat dilakukan dan saya merasakannya sendiri. Kemudahan sistem belajar di Binus University sangat terasa. Media BinusMaya sangat bermanfaat dan mendukung kegiatan belajar mahasiswa. Sebenarnya, ini pun merupakan perubahan budaya yang saya rasakan dalam memasuki dunia pendidikan saya. Jika dahulu ketika saya masih duduk di bangku SMP dan SMA, penggunaan teknologi komunikasi dan informasi masih tidak begitu terasa. Namun, sekarang di bangku kuliah penggunaan teknologi komunikasi dan informasi seakan-akan menjadi budaya dan hal utama untuk menjadi mahasiswa yang aktif dan maju. Lahirnya teknologi komunikasi dan informasi pun telah menjadikan alternative dan inovasi dari berbagai institusi. Contohnya yaitu Binus Online Learning. Dimana kegiatan belajar dan mengajar antara mahasiswa dan dosennya di lakukan secara online dan hanya beberapa pertemuan saja yang dilakukan face to face (tatap muka). Menurut saya, kegiatan belajar dan mengajar Binus Online Learning ini sangat tepat untuk mahasiswa yang ingin belajar sambil bekerja.

Sumber :

http://teknologi.kompasiana.com/terapan/2010/11/20/pengaruh-perkembangan-teknologi-informasi-dan-komunikasi-dalam-era-globalisasi/

http://perpustakaan-online.blogspot.com/2008/04/perkembangan-teknologi-informasi-di.html

WINNDARI INDRI LESTARI / 1301065824 / 04 PLO BINUS UNIVERSITY




Kamis, 19 Mei 2011

Joseph Turow (2009). Media Today : An Introduction To Mass Communications. 3rd Edition - Part Five : Advertising and Public Relations

TUGAS PERTEMUAN 9

Joseph Turow (2009). Media Today : An Introduction To Mass Communications. 3rd Edition - Part Five : Advertising and Public Relations

Media massa tentunya terus berkembang dan merupakan salah satu sarana untuk mendapatkan opini public. Joseph Turow menjelaskan tentang zaman sekarang media telah melahirkan media massa terbaru yaitu dunia periklanan (advertising) dan hubungan masyarakat (Public Relation).

Iklan pertama-tama ada di Indonesia merupakan warisan dari pemerintah Belanda. Sejarah periklanan di Indonesia sama tuanya dengan sejarah press. Mengenai istilah iklan sendiri idenya muncul dari Soedardjo Cokrosisworo (1951), Istilah iklan yang kita pakai saaat ini adalah diambil dari istilah belanda yaitu advertentie, bahasa inggrisnya advertising. Advertising atau periklanan adalah segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang, atau jasa secara non-personal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pem­bayaran.Pengiklan tidak hanya mencakup perusahaan bisnis tetapi juga museum, organisasi dan lembaga pemerintah yang memasang Iklan untuk berbagai sasaran masyarakat.

Di Indonesia penyiaran iklan-iklan komersial melalui radio baru dimulai pada tahun 1968 yang disiarkan lewat Radio Republik Indonesia.Sampai awal tahun 1970-an, pesan-pesan iklan cenderung panjang-panjang dan mendominasi teks iklan secara keseluruhan. Hal ini disebabkan banyak produk yang masih belum dikenal. Barulah diakhir tahun 1970-an presentasi iklan Indonesia mulai berkembang seiring dengan perkembangan media dan teknologi. Naskah atau copy iklan dan juga visualisasi mulai dipikirkan dengan baik. Pada periode ini mulai muncul dan berkembang simbolisasi dan personifikasi mendominasi presentasi Iklan di Indonesia. Iklan merupakan dunia promosi yang menuntut penggalian kreativitas secara terus-menerus. Pengaruh iklan dapat mendorong orang bersikap konsumtif, bahkan membentuk gaya hidup seseorang. Citra yang dimunculkan pada iklan membuat sebagian masyarakat memutuskan membeli suatu produk.

Periklanan (sering dikaitkan dengan “pembelanjaan above the line”) yang menggunakan media terukur semacam televisi, bioskop, radio, media cetak, dan elektronik (misalnya, iklan banner pada situs web). Biasanya diasumsikan bahwa periklanan disebarkan secara agresif dan semua perubahan yang seiring waktu merupakan isi yang kreatif. Akan tetapi, peran periklanan biasanya berubah selama siklus hidup suatu produk. Misalnya proses persuasi (kesadaran, minat, menyikapi sikap keputusan untuk bertindak) secara normal tidak akan muncul sampai adanya tingkat kesadaran terhadap produk atau layanan itu di pasar. Dengan demikian, menciptakan kesadaran merupakan salah satu tujuan awal yang paling penting dalam perusahaan umum terbatas. Pengukuran Advertising Effectiveness sangat diperlukan Untuk melihat efektifitas dari kampanye komunikasi yang telah dilakukan, sehingga kedepannya kita bisa menentukan strategi pemasaran yang tepat untuk menjadikan produk kita bisa berkompetisi dipasar.

Dalam mengembangkan program periklanan, manajer pemasaran harus selalu mulai dengan mengidentifikasi pasar sasaran dan motif pembeli. Kemudian mengambil lima keputusan utama dalam pembuatan program periklanan, yang disebut lima M: Mission (misi): Apakah tujuan periklanan? Money (uang): Berapa banyak yang dapat dibelanjakan? Message (pesan): Pesan apa yang harus disampaikan? Media (media): Media apa yang akan digunakan? Measurement (pengukuran): Bagaimana mengevaluasi hasilnya?

Membangun sebuah image perusahaan melalui public relation memang bukanlah hal yang amat sukar, namun penggarapan yang tidak ditangani dengan serius pastilah akan menjadikan bomerang yang akan mengikis kepercayaan customer yang akan kita raih. Public relation adalah proses interaksi dimana public relation menciptakan opini publik sebagai input yang menguntungkan kedua belah pihak, dan menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik, bertujuan menanamkan keinginan baik, kepercayaan saling adanya pengertian, dan citra yang baik dari publiknya. Sebagai sebuah profesi seorang public relation bertanggung jawab untuk memberikan informasi, mendidik, meyakinkan, meraih simpati, dan membangkitkan ketertarikan masyarakat akan sesuatu atau membuat masyarakat mengerti dan menerima sebuah situasi.

Seorang public relation selanjutnya diharapkan untuk membuat program-program dalam mengambil tindakan secara sengaja dan terencana dalam upaya-upayanya mempertahankan, menciptakan, dan memelihara pengertian bersama antara organisasi dan masyarakatnya. Humas atau public relation memiliki fungsi sebagai berikut :

  1. memberikan penerangan kepada publik,
  2. melakukan persuasi kepada publik untuk mengubah sikap dan tingkah laku publik
  3. Upaya untuk menyatukan sikap dan perilaku suatu lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat, atau sebaliknya.

Sebagai ilmu pengetahuan, PR masih relatif baru bagi masyarakat Indonesia. PR sendiri merupakan gabungan berbagai imu dan termasuk dalam jajaran ilmu-ilmu sosial seperti halnya ilmu politik, ekonomi, sejarah, psikologi, sosiologi, komunikasi dan lain-lain.

Dalam kurun waktu 100 tahun terakhir ini PR mengalami perkembangan yang sangat cepat. Namun perkembangan PR dalam setiap negara itu tak sama baik bentuk maupun kualitasnya. Proses perkembangan PR lebih banyak ditentukan oleh situasi masyarakat yang kompleks. PR merupakan pendekatan yang sangat strategis dengan menggunakan konsep-konsep komunikasi (Kasali, 2005:1). Di masa mendatang PR diperkiraan akan mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Pemerintah AS mempekerjakan 9000 karyawan di bidang komunikasi yang ditempatkan di United States Information Agency.

Sumber :

http://id.wikipedia.org/wiki/Hubungan_masyarakat

http://rumakom.wordpress.com/2007/10/05/sejarah-dan-perkembangan-public-relations/

http://rson-r-son.blogspot.com/2009/04/strategi-periklanan.html


WINNDARI INDRI LESTARI / 1301065824/ 04 PLO BINUS UNIVERRSITY

Minggu, 08 Mei 2011

Chapter 4 : Quentin Tarantino’s Star Wars ? Grassroots Creativity Meets the Media Industry

Tugas Pertemuan 8

chapter 4 : Quentin Tarantino's Star Wars? Grassroots creativity meets the media industry

Berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi selama dekade terakhir membawa tren baru di dunia industri komunikasi yakni hadirnya beragam media yang menggabungkan teknologi komunikasi baru dan teknologi komunikasi massa tradisional. Bentuk kreativitas manusia di industry media semakin meningkat semenjak berkembangnya teknologi komunikasi. Di dalam buku Henry Jenkins, khususnya chapter 4, menyebutkan film star wars merupakan akar dari kreatiitas manusia dalam penggunaan teknologi komunikasi baru. Penggabungan teknologi komunikasi baru dengan teknologi komunikasi tradisional dikenal sebagai konvergensi media. Konvergensi media bukan saja memperkaya informasi yang disajikan, melainkan juga memberi pilihan kepada khalayak untuk memilih informasi yang sesuai dengan selera mereka. Tidak kalah serius, konvergensi media memberikan kesempatan baru yang radikal dalam penanganan, penyediaan, distribusi dan pemrosesan seluruh bentuk informasi baik yang bersifat visual, audio, data dan sebagainya. Kunci dari konvergensi adalah digitalisasi, kerena seluruh bentuk informasi maupun data diubah dari format analog ke format digital. Karena informasi yang dikirim merupakan format digital, konvergensi mengarah pada penciptaan produk-produk yang aplikatif yang mampu melakukan fungsi audiovisual sekaligus komputasi.

Teknologi komunikasi baru memungkinkan sebuah media memfasilitasi komunikasi interpersonal. Dahulu ketika internet muncul di penghujung abad ke-21, pengguna internet dan masyarakat luas masih mengidentikkannya sebagai ”alat” semata. Berbeda halnya sekarang, internet menjadi ”media” tersendiri yang bahkan mempunyai kemampuan interaktif. Sifat interactivity dari penggunaan media konvergen telah melampaui kemampuan potensi feedback, karena seorang khalayak pengakses media konvergen secara langsung memberikan feedback atas informasi-informasi yang disampaikan. Arus informasi yang berlangsung juga menjadi makin personal, karena tiap orang mempunyai kebebasan untuk memilih informasi yang mereka butuhkan.

Secara khusus, konvergensi teknologi informasi menyebabkan bergesernya pola perilaku manusia dalam bekerja, belajar, mengelola lembaga bisnis atau perusahaan, menjalankan pemerintahan, maupun dalam melakukan perdagangan. Sejalan dengan itu, kini kita akrab dengan aktivitas bisnis baik perdagangan maupun perbankan yang akrab kita kenal dengan sebutan e-commerce dan e-banking. Di sektor pemerintahan saat ini telah dikenal istilah e-government. Dalam dunia pendidikan, kini dikenal pembelajaran jarak jauh melalui internet atau e-learning.

Konvergensi media sesungguhnya bukan saja memperlihatkan perkembangan teknologi yang kian cepat. Konvergensi mengubah hubungan antara teknologi, industri, pasar, gaya hidup dan khalayak. Singkatnya, konvergensi mengubah pola-pola hubungan produksi dan konsumsi, yang penggunaannya berdampak serius pada berbagai bidang seperti ekonomi, politik, pendidikan, dan kebudayaan. Jenkins berpendapat bahwa perdebatan tentang konvergensi akan mengubah wajah budaya Amerika. Di negara maju semacam Amerika sendiri terdapat tren menurunnya pelanggan media cetak dan naiknya pelanggan internet. Bahkan diramalkan bahwa dalam beberapa dekade mendatang di negara tersebut masyarakat akan meninggalkan media massa tradisional dan beralih ke media konvergen. Jika tren-tren seperti itu merebak ke berbagai negara, bukan tidak mungkin suatu saat nanti peran pers online akan menggantikan peran pers tradisional. Konvergensi memberikan kesempatan baru kepada publik untuk memperluas pilihan akses media sesuai selera mereka. Dari sisi ekonomi media, konvergensi berarti peluang-peluang profesi baru di dunia industri komunikasi. Pemimpin industry melihat kesempatan untuk meningkatkan pendapatan dan memperluas target segmen pasar mereka.

Begitupun dengan Indonesia, Indonesia harus siap dan mampu mengikuti peradaban konvergensi media ini. Ambil saja contoh media informasi radio yang rating nya bisa di bilang rendah, yaitu RRI (Radio Republik Indonesia). Beberapa pekan lalu, saya membaca artikel mengenai “RRI wajib siap memasuki konvergensi media” . di dalam artikel disebutkan bahwa RRI saat ini tengah berproses untuk bisa menjangkau publik lebih luas lagi melaui konsep yang universal dengan penerapan teknologi baru. Menurutnya, target RRI menjangkau publik lebih luas melalui streaming bukan hanya sebatas menyampaikan eksistensi siaran tetapi lebih kepada menyajikan program aplikasi yang berbeda dan memiliki daya tarik bagi pengguna internet. Meyinggung kesiapan ketersediaan SDM RRI saat ini, Tias Anggoro, ketua Aliansi Wartawan Radio Indonesia (Alwari) menyebutkan, RRI tidak boleh menunggu kesiapan yang matang. Namun harus tetap terus bergerak dengan memetakan permasalahan awal dan kebutuhan mendesak yang dihadapi. Errol Jonathandari Suara Surabaya mempertegas bahwa “saya tidak percaya kalau ada anggapan media radio akan mati karena acuan saya diluar negeri dimana media ini berkembang sangat pesat dan memiliki tempat yang khusus. Di Amerika saja sudah ada 13.000 lebih lembaga radio, sementara di Indonesia baru sekitar 4.000. Saya kira pengeloloa radio kita jangan terpengaruh dengan idium TV. Misalnya, jangan kemana-mana. Radio bisa dibawa kemana-mana, dan TV tidak bisa”

Sumber :

http://www.convergenceculture.org/aboutc3/thebook.php

http://criticaltheory-download-ebooks.blogspot.com/2010/12/convergence-culture-where-old-and-new.html

http://www.rrimakassar.com/rri-wajib-siap-memasuki-konvergensi-media.html


Winndari Indri L / 1301065824/ 04 PLO/ BINUS UNIVERSITY

Rabu, 23 Maret 2011

THE CABLE and TELEPHONE INDUSTRIES and YOUR HOME


MICHAEL A.MIRABITO & BARBARA L CHAPTER 15

THE CABLE and TELEPHONE INDUSTRIES and YOUR HOME

Pada chapter 15 didalam buku The New Communication Technology karya Michael A.M & Barbara L, membahas “Industry kabel dan telepon & Rumah anda”. Ini merupakan bahasan yang perlu kita ketaui seraya mengikuti perkembangan lebih lanjut dari teknologi sekarang ini. Yang ingin saya bahas dalam ulasan ini yaitu pembahasan mendalam mengenai VOD (VIDEO-ON-DEMAND). Seperti yang kita ketahui bersama, industry komunikasi sedang menjalani serangkaian perubahan yang sangat cepat. Sebagaimana perusahaan dan individu harus bersaing menawarkan layanan hiburan potensial kepada masyarakat yang sedang dibutuhkan saat ini. Masyarakat kini mungkin sudah bosan dengan program atau acara-acara yang ditawarkan melalui televisi. Masyarakat memerlukan sebuah layanan hiburan baru yang lebih inovatif. Contohnya yaitu VOD (VIDEO-ON-DEMAND).

Video-on-demand (disingkat VOD) adalah sistem televisi interaktif yang memfasilitasi khalayak untuk mengontrol atau memilih sendiri pilihan program video dan klip yang ingin ditonton. khalayak bisa melihat kapan pun sepuasnya dan berulang ulang tanpa harus terikat waktu dan tempat. Fungsi VOD seperti layaknya video rental, di mana pelanggan dapat memilih program atau tontonan ketika yang ingin ditayangkan. Pilihan program dapat berupa sederet judul film, serial Tv, acara realitas, video streaming, dan program lainnya. tidak hanya menonton, khalayak pun dapat menyimpan serta mengunduh program semau mereka. Untuk menontonnya khalayak dapat menggunakan set-top box dari video yang sudah diunduh, atau menggunakan komputer, ponsel, dan alat-alat komunikasi elektronik lainnya yang berkemampuan mengakses konten audio dan visual. Sebagian VOD memberikan pelayanan dengan sistem pembayaran per tayangan pay-per-view. Jadi, VOD adalah sebuah konsep di mana sistem pertelevisian yang sudah bersifat sangat interaktif dengan fasilitas pemilihan content dari sebuah acara televisi. Ini bisa berupa film, serial, potongan berita, atau apapun yang kita inginkan. Semua tinggal sebut, pesan, dan bayar. Maka kita pun bisa menikmatinya.

Salah satu hal yang ingin bisa dicapai dari industri komunikasi adalah memberikan kontrol yang penuh terhadap para penggunanya. Karena itulah konsep Video-On-Demand coba dikembangkan. Melalui konsep ini pengguna akan memiliki kebebasan penuh untuk memilih apa yang ingin ia lihat. Semuanya berjalan secara interaktif dan menggunakan tombol serta perintah yang sederhana. Bisa pause, rewind, fast forward, atau apapun yang kita inginkan. Melalui VOD juga akan terbuka peluang untuk menyimpan apa yang kita lihat. VOD menjanjikan kepuasan yang sifatnya lebih personal. Kepentingan pribadi satu orang lebih diutamakan dibandingkan kemauan orang banyak.

Menurut saya, layanan VOD ini memang benar-benar menjanjikan kepuasan setiap individu. VOD hadir dengan cipta dan rasa baru yang “dikemas” secara praktis untuk masyarakat. Masyarakat tidak perlu mengikuti sebuah acara televisi yang ingin dia tonton dari awal sampai akhir dengan mengikuti jam tayang yang telah ditentukan. Kita bisa saja langsung menggunakan fasilitas VOD ini dengan mendownload di internet. Contohnya, kita ingin menonton liputan pidato presiden Amerika Serikat, Barack Obama pada saat kehadiran beliau ke Jakarta ini. Namun pada saat jam tayang pidato Obama tersebut disiarkan ditelevisi, Kita sedang sibuk dan tidak sempat menontonnya. Dengan keadaan seperti ini, kita bisa mendapatkan tayangan pidato Obama tersebut dengan VOD, yaitu bisa dengan mendownload di Internet ataupun kita bisa streaming. Ini merupakan penawaran alternative yang sungguh diminati masyarakat. Mengapa sistem seperti ini berpeluang besar berkembang? Jelas. Konsep kebebasan yang berupaya ditawarkan VOD benar-benar merupakan sebuah nilai positif yang diinginkan setiap orang. Terutama yang selama ini terkekang dengan apa yang bisa ia tonton. Dengan sistem ini, ia akan kehilangan ‘siksaan’ harus melihat apa yang ingin ia lihat. Sistem seleksi yang ada dalam setiap diri manusia pun sangat dihargai di sini.

Awalnya, VOD komersial pertama kali muncul adalah di Hong Kong pada tahun 1990. Tetapi jauh dari efisien. Yang ada saat itu harga Video CD jauh lebih murah, sehingga perkembangannya pun mandek. Lebih jauh lagi, konsep VOD sendiri sebenarnya telah tertanam sejak dahulu. Sudah ada perusahan cable yang menyediakan pilihan bagi para pemirsanya. Konsep seperti ini membawa pengertianbaru bahwa konsumen bisa mendapatkan apa yang disebut The Entertainment-Information Merger. Yaitu penggabungan antara hiburan dan informasi dalam satu hal saja. Hal seperti ini terus dan terus berkembang sehingga bisa menjadi kenyataan melalui berbagai teknologi yang berkembang saat ini. Bisa itu satelit, kabel, ataupun telepon. Sektor yang lain juga ada yang menggabungkan diri dengan konsep VOD ini misalnya computer software. Sehingga VOD bisa dan akan menjadi satu hal yang sangat menarik di kemudian hari.

VOD saat ini sudah sangat berkembang. Berbagai perusahaan dari seluruh penjuru dunia sudah menawarkan fasilitas ini. Konsep nya semua hampir sama yaitu menawarkan video untuk di-unduh. Bisa berupa rent ataupun purchase. Semuanya tergantung pilihan konsumen. Begitu pula isinya. VOD semakin variatif. Dari segi harga juga ada perkembangan yang cukup signifikan. Harga yang murah dan bahkan gratis sudah bisa didapat konsumen. Terutama dari stasiun televisi yang membagi-bagikan programnya. Yang lebih berkembang justru VOD yang bergerak melalui ponsel. Teknologi 3G yang mengisi sebagian besar handphone keluaran saat ini, membuat konsep pengunduhan video secara portable lebih digemari dan berjalan di Indonesia.

VOD bukan berarti tanpa masalah. Contoh yang bisa muncul dalam konsep seperti ini adalah para pemainnya sendiri. Persaingan akan muncul tidak hanya dari cable dan satellite. Perusahaan telepon pun menjadi salah satu alternatif yang menjanjikan. Semakin banyaknya kemudahan yang diberikan pada perusahaan telepon, membuat telepon menjadi pesaing serius. Masalah lain adalah dari sisi masyarakatnya sendiri. Jika pertanyaan ini diberikan ke daerah maju seperti Amerika, UK, atau bahkan Taiwan jawabannya kemungkinan besar ‘Ya’. Akan tetapi di Indonesia masih menjadi sebuah tanda tanya besar. Persentase pelanggan televisi kabel saja tidak terlalu besar. Apalagi dengan konsep VOD yang cenderung mahal dan baru ini. Besarnya angka pembajakan juga menjadi faktor. Jika ada bajakan yang murah, mengapa harus repot-repot membayar mahal. Prinsip seperti ini dianut banyak orang, sehingga konsep ini akan dengan sendirinya sulit berkembang.

Secara singkat, VOD merupakan sebuah konsep menarik yang mengusung sesuatu yang sejak dulu diinginkan manusia. Kebebasan. Di sini kebebasan menjadi sebuah pilihan. Jika kita mau membayar lebih, maka kebebasan itu akan bisa kita nikmati. Pada awalnya terlihat VOD nyaris sama dengan DVD atau VCD yang beredar. Namun terdapat perbedaan yang mendasar, DVD/VCD hanya menyediakan apa yang pembuatnya inginkan. Sedangkan VOD, keinginan kitalah yang terus didengarkan. Semua akan kembali pada kita, apa yang kita mau bisa kita dapatkan.

Daftar pustaka :

Mirabito, M.A.M. & Morgenstern, B.L, New Communication Technology: Applications, Policy, and Impact, 5th Edition, UK: Focal Press, 2004

http://id.wikipedia.org/wiki/Video_on_demand

http://www.google.co.id/imglanding?imgurl=http://www.mts.ca/file_source/mts.ca/MTS%2520TV/Static_Files/vod_howtoacc_clip_image002.jpg&imgrefurl=http://www.mts.ca/portal/site/mts/menuitem.61bcdc222fd5b84477bbe873408021a0/%3Fvgnextoid%3D2d7d742bc7fc9110VgnVCM1000000408120aRCRD&h=263&w=350&sz=32&tbnid=nz2Em5xQ9dFzJM:&tbnh=90&tbnw=120&prev=/images%3Fq%3Dgambar%2Bvideo%2Bon%2Bdemand&zoom=1&q=gambar+video+on+demand&hl=id&usg=__RS31NislC_V-cmgZCTiIx0C9bJE%3D&sa=X&ei=0OOJTcuqJZG0rAex4fzNDg&ved=0CCIQ9QEwAQ (sumber gambar)


PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI

Winndari Indri L / 1301065824 / 04 PLO