Kamis, 19 Mei 2011

Joseph Turow (2009). Media Today : An Introduction To Mass Communications. 3rd Edition - Part Five : Advertising and Public Relations

TUGAS PERTEMUAN 9

Joseph Turow (2009). Media Today : An Introduction To Mass Communications. 3rd Edition - Part Five : Advertising and Public Relations

Media massa tentunya terus berkembang dan merupakan salah satu sarana untuk mendapatkan opini public. Joseph Turow menjelaskan tentang zaman sekarang media telah melahirkan media massa terbaru yaitu dunia periklanan (advertising) dan hubungan masyarakat (Public Relation).

Iklan pertama-tama ada di Indonesia merupakan warisan dari pemerintah Belanda. Sejarah periklanan di Indonesia sama tuanya dengan sejarah press. Mengenai istilah iklan sendiri idenya muncul dari Soedardjo Cokrosisworo (1951), Istilah iklan yang kita pakai saaat ini adalah diambil dari istilah belanda yaitu advertentie, bahasa inggrisnya advertising. Advertising atau periklanan adalah segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang, atau jasa secara non-personal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pem­bayaran.Pengiklan tidak hanya mencakup perusahaan bisnis tetapi juga museum, organisasi dan lembaga pemerintah yang memasang Iklan untuk berbagai sasaran masyarakat.

Di Indonesia penyiaran iklan-iklan komersial melalui radio baru dimulai pada tahun 1968 yang disiarkan lewat Radio Republik Indonesia.Sampai awal tahun 1970-an, pesan-pesan iklan cenderung panjang-panjang dan mendominasi teks iklan secara keseluruhan. Hal ini disebabkan banyak produk yang masih belum dikenal. Barulah diakhir tahun 1970-an presentasi iklan Indonesia mulai berkembang seiring dengan perkembangan media dan teknologi. Naskah atau copy iklan dan juga visualisasi mulai dipikirkan dengan baik. Pada periode ini mulai muncul dan berkembang simbolisasi dan personifikasi mendominasi presentasi Iklan di Indonesia. Iklan merupakan dunia promosi yang menuntut penggalian kreativitas secara terus-menerus. Pengaruh iklan dapat mendorong orang bersikap konsumtif, bahkan membentuk gaya hidup seseorang. Citra yang dimunculkan pada iklan membuat sebagian masyarakat memutuskan membeli suatu produk.

Periklanan (sering dikaitkan dengan “pembelanjaan above the line”) yang menggunakan media terukur semacam televisi, bioskop, radio, media cetak, dan elektronik (misalnya, iklan banner pada situs web). Biasanya diasumsikan bahwa periklanan disebarkan secara agresif dan semua perubahan yang seiring waktu merupakan isi yang kreatif. Akan tetapi, peran periklanan biasanya berubah selama siklus hidup suatu produk. Misalnya proses persuasi (kesadaran, minat, menyikapi sikap keputusan untuk bertindak) secara normal tidak akan muncul sampai adanya tingkat kesadaran terhadap produk atau layanan itu di pasar. Dengan demikian, menciptakan kesadaran merupakan salah satu tujuan awal yang paling penting dalam perusahaan umum terbatas. Pengukuran Advertising Effectiveness sangat diperlukan Untuk melihat efektifitas dari kampanye komunikasi yang telah dilakukan, sehingga kedepannya kita bisa menentukan strategi pemasaran yang tepat untuk menjadikan produk kita bisa berkompetisi dipasar.

Dalam mengembangkan program periklanan, manajer pemasaran harus selalu mulai dengan mengidentifikasi pasar sasaran dan motif pembeli. Kemudian mengambil lima keputusan utama dalam pembuatan program periklanan, yang disebut lima M: Mission (misi): Apakah tujuan periklanan? Money (uang): Berapa banyak yang dapat dibelanjakan? Message (pesan): Pesan apa yang harus disampaikan? Media (media): Media apa yang akan digunakan? Measurement (pengukuran): Bagaimana mengevaluasi hasilnya?

Membangun sebuah image perusahaan melalui public relation memang bukanlah hal yang amat sukar, namun penggarapan yang tidak ditangani dengan serius pastilah akan menjadikan bomerang yang akan mengikis kepercayaan customer yang akan kita raih. Public relation adalah proses interaksi dimana public relation menciptakan opini publik sebagai input yang menguntungkan kedua belah pihak, dan menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik, bertujuan menanamkan keinginan baik, kepercayaan saling adanya pengertian, dan citra yang baik dari publiknya. Sebagai sebuah profesi seorang public relation bertanggung jawab untuk memberikan informasi, mendidik, meyakinkan, meraih simpati, dan membangkitkan ketertarikan masyarakat akan sesuatu atau membuat masyarakat mengerti dan menerima sebuah situasi.

Seorang public relation selanjutnya diharapkan untuk membuat program-program dalam mengambil tindakan secara sengaja dan terencana dalam upaya-upayanya mempertahankan, menciptakan, dan memelihara pengertian bersama antara organisasi dan masyarakatnya. Humas atau public relation memiliki fungsi sebagai berikut :

  1. memberikan penerangan kepada publik,
  2. melakukan persuasi kepada publik untuk mengubah sikap dan tingkah laku publik
  3. Upaya untuk menyatukan sikap dan perilaku suatu lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat, atau sebaliknya.

Sebagai ilmu pengetahuan, PR masih relatif baru bagi masyarakat Indonesia. PR sendiri merupakan gabungan berbagai imu dan termasuk dalam jajaran ilmu-ilmu sosial seperti halnya ilmu politik, ekonomi, sejarah, psikologi, sosiologi, komunikasi dan lain-lain.

Dalam kurun waktu 100 tahun terakhir ini PR mengalami perkembangan yang sangat cepat. Namun perkembangan PR dalam setiap negara itu tak sama baik bentuk maupun kualitasnya. Proses perkembangan PR lebih banyak ditentukan oleh situasi masyarakat yang kompleks. PR merupakan pendekatan yang sangat strategis dengan menggunakan konsep-konsep komunikasi (Kasali, 2005:1). Di masa mendatang PR diperkiraan akan mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Pemerintah AS mempekerjakan 9000 karyawan di bidang komunikasi yang ditempatkan di United States Information Agency.

Sumber :

http://id.wikipedia.org/wiki/Hubungan_masyarakat

http://rumakom.wordpress.com/2007/10/05/sejarah-dan-perkembangan-public-relations/

http://rson-r-son.blogspot.com/2009/04/strategi-periklanan.html


WINNDARI INDRI LESTARI / 1301065824/ 04 PLO BINUS UNIVERRSITY

Tidak ada komentar:

Posting Komentar